
Kusinggahi ketika rindu tak lagi terbendung
akan kuceritakan semua yang terlewat
sambil kupercikkan lembut banyu bening di atas pusaramu, sama seperti dulu ketika kubasuh tubuh mungilmu
lalu kutabur puspa wangi di atas rumput hijau yang tumbuh subur di musim penghujan
sama seperti dulu ketika kubaluri tubuhmu dengan pupur wangi bewarna putih
dan kuusap lembut batu pualam berukirkan namamu
sama seperti dulu ketika kubelai rambut ikal sepundakmu
Duduk terisak enggan berpisah
inginku lebih lama bersamamu
banyak kata “andai” berlarian di kepala
lamunku melayang pada masa lampau penuh duka dan lara
hingga jemari mungil menyentuh lembut pundakku
sepasang lengan yang mulai berotot liat memeluk tubuhku dan lelaki yang kau panggil “Bapak” menarik lembut tanganku
Aku pamit
janji nanti datang kembali
mengulang semua
selama sukma masih di raga
Sesal dan lara kubawa seumur hidup