(1)

Seekor capung terbang

dari mana ia datang, semua pintu dan jendela tertutup ?

 

Capung berputar-putar,

lalu berhenti,

hinggap di samping kupu-kupu yang diam di atas pohon,

di halaman depan lukisan Candi Plaosan bikinan Pak Item.

 

Capung rindu kekasih,

lalu berputar-putar.

Semua pintu dan jendela tertutup.

Capung terjebak.

 

Capung lelah berputar-putar,

ia terjatuh

diam tak bergerak.

Capung mati di atas meja pajangan Ibu.

 

(2)

Seekor capung datang lagi,

hinggap di tiang lampu hias di sudut ruang tamu.

Puan coba hampiri, tapi ia kabur.

 

Capung berputar-putar,

ia mencari kekasih yang berjanji akan datang.

 

Puan datangi capung yang sedang diam di atas tirai jendela.

“kekasihmu sudah mati sejak empat puluh lima menit yang lalu, apalagi yang kau cari ?” tanya Puan.

 

Capung kabur lagi,

ia tak mau mendengarkan.

 

Capung terbang berputar-putar di atas bangkai kekasih.

Ia tak tahu harus kemana.

Semua pintu dan jendela tertutup.

 

(3)

Capung terjebak.

Akhirnya menyerah pada takdir.

Mati.

Datang sendiri, pulang sendiri.

 

(4)

Semua capung mati.

Puan kini sendiri.

Menunggu kekasih datang.

Sepi.

 

 

Maret, 2021

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!